Pages - Menu

Monday, September 24, 2012

Iblis Yang Dibangkitkan Nabi Sulaiman AS

Semua orang mengetahui bahwa Nabi Sulaiman AS mampu memerintah jin atas izin Gusti Allah SWT. Namun, siapa saja mereka mungkin tidak banyak yang tahu. Dalam sebuah buku bernama Goetia, dijelaskan di dalamnya bahwa Nabi Sulaiman AS membangkitkan 72 jin. Bahkan dijelaskan pula mengenai karakter jin-jin tersebut. Selengkapnya tentang buku berjudul Goetia, bisa disimak di sini. Uniknya, R. Ng. Ranggawarsita, pujangga terakhir Jawa sempat menuliskan mengeai para raja dan ratu jin berdasarkan Al-Qur'an yang ia tulis dalam sebuah serat berjudul Serat Tapel Adam
Menurut buku Goetia, jumlah jin yang dibangkitkan oleh Nabi Sulaiman AS berjumlah 72 dengan karakter yang berbeda-beda. Konon ketika seseorang mampu memerintah salah satu jin tersebut, bisa menguasai dunia. Wallahu'alam. Siapa saja mereka, langsung saja simak penampakan-penampakan jin-jin yang dibangkitkan oleh Nabi Sulaiman AS.

1. Baal


2. Agares

3. Vassago



4. Gamygyn


5. Marbas


6. Valfor


7. Amon


8. Barabatos


9. Paimon


10. Buer


11. Gusion


12. Sytry

13. Beleth

14. Leraje

15. Eligor


16. Zepar


17. Botis


18. Bathin


19. Saleos


20. Purson


21. Morax


22. Ipox


23. Aini


24. Naberius


25. Glasvabolas


26. Bune


27. Ronobe


28. Berith


Bersambung...














Tuesday, September 11, 2012

Objek Wisata Alternatif di Yogyakarta

Menjadi rahasia umum kalau berwisata ke Yogyakarta harus mampir ke Malioboro, Alun-Alun, Kraton, Parangtritis, atau Tugu. Memang, tempat-tempat itu sedikit banyak bisa mempresentasikan seperti apa sesungguhnya Kota Yogyakarta yang baru saja mendapat pengakuan ‘istimewa’ dari pemerintah Indonesia. Meskipun begitu, ada beberapa tempat yang sebenarnya sangat sayang untuk dilewatkan ketika datang ke Yogyakarta, terutama bagi wisatawan yang suka dengan tempat-tempat yang tidak terlalu ramai, macet, dan polusi udara. Di bawah ini ada beberapa rekomendasi tempat tujuan wisata alternatif di Yogyakarta.

Deretan Pegunungan Menoreh
Merupakan deretan pegunungan yang menjadi pembatas antara propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Propinsi Jawa Tengah. Pegunungan ini terletak di sebelah barat dari pusat kota Yogyakarta, dapat ditempuh dengan berbagai jenis kendaraan karena akses jalan sudah memadai. Puncak pegunungan ini disebut Puncak Suralaya, yang tertinggi dan konon jika Pulau Jawa ditarik tengah-tengahnya, di sinilah titik tengah Pulau Jawa. Dari puncak Suralaya ini kita bisa melihat Candi Borobudur di Magelang secara jelas, dengan catatan cuaca mendukung. Dua gunung kembar Merbabu-Merapi juga bisa dinikmati secara cuma-cuma dari tempat ini. Bergeser ke barat daya ke tempat yang disebut Pertapaan Kaendran, wisatawan bisa menikmati Pantai Selatan secara cuma-cuma. Sendang Widodaren, serta Gua Kiskendha juga dapat dikunjungi ketika berada di Menoreh. Jadi kesimpulannya, berwisata di tempat ini bisa menikmati berbagai obyek wisata lain secara gratis, mulai dari Candi Borobudur, Gunung Merapi - Merbabu, dan Pantai Selatan. Berikut beberapa gambar Pegunungan Menoreh:




Situs Kraton Mangir
Alternatif lain berwisata ke Yogyakarta cobalah kunjungi Kraton Mangir. Kraton Mangir terletak di Pedukuhan Mangir Kidul, Desa Sendangsari, Kec Pajangan, Kab Bantul. Situs ini sangat jauh dari keramaian, karena berada di tempat yang cukup jauh dari hiruk pikuk aktivitas manusia. Untuk sampai ke tempat ini tidak sulit karena kendaraan umum atau pribadi bisa langsung menuju lokasi. Kraton Mangir sendiri menurut Babad Tanah Jawi merupakan sebuah Kraton Perdikan yang diperintah oleh Ki Ageng Mangir Wanabaya IV, keturunan dari Prabu Brawijaya V penguasa terakhir Majapahit. Kemudian cerita mengenai Ki Ageng Mangir sangat terkenal karena “perseteruannya” dengan Panembahan Senopati pendiri Mataram, yang juga menjadi ayah mertuanya.
Tetapi mari kita lihat keunikan desa ini, pertama, makanan khas Yogyakarta, Gudeg Manggar (bunga kelapa) berasal dari desa ini. Pertama kali diciptakan oleh Gusti Pembayun istri Ki Ageng Mangir. Kemudian yang kedua, nama Kabupaten Bantul berasal dari kisah percintaan Ki Ageng Mangir dan Pembayun, ketika Ki Ageng Mangir melamar Gusti Pembayun, ia membawa banyak sekali emban yang membawa banyak oleh-oleh yang dipikul sehingga mentul-mentul, maka dari kata “emban” dan “mentul” jadilah “Bantul” (dari buku Ki Ageng Mangir terbitan Pemkab Bantul). Kemudian yang ketiga, desa ini merupakan desa perdikan (merdeka) sejak zaman Majapahit.
Tidak lengkap kalau belum mencicipi kuliner di Mangir. Kuliner Mangir menwarkan wader goreng yang disajikan dengan nasi hangat plus sambal trasi. Semakin berkesan, karena pengunjung sekaligus bisa menikmati sunset di atas pertemuan dua sungai besar, Sungai Progo dan Sungai Bedog. Pengunjung juga bisa merasakan minuman khas yang terbuat dari sadapan air kelapa yang disebut “Legen” yang menyegarkan apalagi kalau dingin. Berikut beberapa gambar Mangir:



Bendungan Ngantru
Hanya berjarak sekitar satu kilometer ke arah utara, pengunjung bisa menikmati sebuah bangunan kuno peninggalan Belanda, sebuah bendungan besar di Sungai Progo. Bendungan ini terletak di Pedukuhan Kamijoro, Desa Sendangsari, Kec Pajangan, Bantul. Bendungan ini mampu memenuhi kebutuhan air di sebagian besar wilayah Kabupaten Bantul untuk mendukung pertanian. Air dari bendungan ini dialirkan melalui pipa-pipa beton raksasa yang menyembul di beberapa ruas jalan utama menuju lokasi. Hampir setiap sore di tempat ini banyak digunakan oleh warga sekitar untuk melepas penat dengan menunggu sunset yang sangat jelas, tak kalah dengan tempat-tempat terkenal lain di Indonesia. Di tempat ini pula pengunjung bisa melihat aktivitas warga yang sedang menambang pasir dengan cara tradisional. Bagi anda yang suka memancing tempat ini juga merupakan titik yang sangat ideal untuk memancing. Akses menuju tempat ini sangat mudah karena berada di pinggir jalan utama dan bisa dilewati berbagai macam kendaraan. Hanya mungkin fasilitas seperti tempat makan dan parkir belum ada. Berikut beberapa gambar yang saya ambil, sayang saat itu sedang banjir:




Itulah beberapa wisata alternatif jika ingin menikmati kesunyian Yogyakarta. Pegunungan Menoreh menawarkan kesunyian khas pegunungan, sementara Kraton Mangir menawarkan kesunyian khas Kraton, sementara Bendungan Ngantru menawarkan kesunyian deburan aliran air yang menuju Pantai Selatan. Selamat Datang di Yogyakarta. 



Friday, September 7, 2012

Tentang Gaib dan Yang Hakikat

Artikel ini pertamakali saya posting di rubrik Kompasiana pada hari Kamis tanggal 6 September 2012, sekitar pukul 10 atau 11 malam, dengan judul Obrolan Malam Jum'at.
***
Tulisan ini saya alami beberapa menit yang lalu dalam sebuah obrolan ringan dengan seorang tetangga di sebuah acara hajatan saudara. Tetangga saya tersebut merupakan santri beberapa pondok di Jawa Barat dan Jawa Timur. Saya tidak tahu apakah obrolan ini termasuk dalam kategori tertentu, tetapi kami asyik membicarakan permasalahan tentang gaib, karena kebetulan sekitar seminggu yang lalu di dekat rumah ada fenomena gaib, maka itu menjadi topik pembuka. Kemudian melebar sampai ke wilayah yang lebih luas, meskipun masih dalam ranah hal-hal gaib.
Kami membicarakan tentang jin dan khodam yang sering dimanfaatkan manusia untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Perbedaan jin dan khodam (khodam menurut tetangga saya ada dua, jin dan malaikat) yang dimanfaatkan manusia adalah, jika seseorang menggunakan jin maka apa yang ia perbuat entah itu baik atau buruk tidak masalah. Berbeda dengan khodam malaikat, yang tidak bisa diajak untuk berbuat yang menjadi larangan agama. Kemudian muncul pertanyaan, apa bedanya pesugihan dan kiai yang memanfaatkan jin untuk memperkaya (membuka klinik pengobatan dengan tarif yang ditentukan, dsb)?
Juga mengenai jin-jin yang paling hebat di Nusantara ini berjumlah enam, sayang ketika saya tanyakan siapa saja mereka, tetangga saya hanya teringat satu. Kemudian jin yang mendiami lautan lebih hebat dari jin yang mendiami daratan. Soal ini, tetangga saya berkisah bahwa ada “orang pintar” di daerah Papua yang menyebutkan nama Kanjeng Ratu Kidul. Juga telah banyak diketahui bahwa jimat atau pusaka akan luntur kesaktiannya jika dibawa menyeberang lautan, karena hanya yang tergolong sakti yang mampu terbang di atas samudra..
Obrolan bergeser ke beberapa orang yang sering disebut “orang pintar”, yang sering dihadapkan pada sebuah kasus pencurian dan diminta tolong mencari pelaku. Di sini seharusnya ada semacam kode etik untuk tidak memberitahukan siapa pelaku pencurian kepada korban, karena hal tersebut kemungkinan akan menyebabkan perselisihan dan dendam. Di sinilah, ungkapan “tidak tahu kadang lebih baik.”
Ikhtiar, atau usaha seseorang, entah itu proses mencari kesembuhan atau mencari barang hilang sebenarnya tidak ada yang sia-sia. Bagi si pasien atau si dokter atau si “orang pintar.” Bagi seseorang yang mencari kesembuhan, kadang sangat sulit mencari sebuah kesembuhan, meskipun ada hikmah bahwa sebenarnya dengan “tertundanya” kesembuhannya akan lebih keras lagi ikhtiarnya, dan juga doanya kepada Tuhan. Begitu juga dengan dokter yang kemungkinan gagal menyembuhkan pasien, dengan kegagalan maka ia akan belajar lebih giat dan meminta pertolongan kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh agar dapat menolong sesama. Kemudian, saya mendapat sebuah doa ketika kita menjenguk seseorang yang sedang sakit, disamping doa semoga lekas sembuh; doanya dalam bahasa Indonesia seperti ini:

“Ya Allah, kuatkanlah iman (pasien) agar ketika sembuh nanti ia akan menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya.”

***
Semakin larut obrolan kami menuju pada sosok orang-orang suci, mulai dari wali hingga rosul. Mulai dari sosok legendaris Nabi Khidir AS, yang mempunyai enam ciri-ciri fisik antara lain memancarkan cahaya di belakang telinga dan mempunyai telapak tangan yang sangat lembut seperti tanpa tulang. Kemudian juga ikhtiar bagaimana cara agar bisa bertemu beliau, yang ada tiga syarat, yang pertama istiqomah dalam menunaikan sholat tahajud, yang kedua jangan menyimpan makanan untuk esok hari, sayang yang ketiga tetangga saya lupa. Menjadi rahasia umum jika Nabi Khidir AS masih hidup sampai hari ini. Dan ternyata masih ada tiga Rosul yang sampai saat ini masih hidup, yaitu Nabi Idris AS, Nabi Ilyas AS, dan Nabi Isa AS.
Kemudian juga tingkatan-tingkatan wali, dimana wali yang berada di tingkatan paling bawah berjumlah 300 orang, kemudian di atasnya berjumlah 70 orang, lalu 40 orang, 24 orang, 11 orang, 7 orang, 2 orang, dan 1 orang (mohon koreksinya jika keliru). Satu orang wali tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah walinya paa wali, atau yang disebut Wali Qutub, Syekh Abdul Qodir al-Jailani.
Sebenarnya obrolan kami masih banyak, tetapi saya belum bisa menuliskannya karena takut ada yang keliru karena obrolan kami kemudian menuju ke area tasawuf dimana saya belum paham benar. Tetapi mungkin dari obrolan di atas ada nilai-nilai yang bisa diambil untuk kehidupan sehari-hari. Semoga tulisan ini tidak “menyesatkan.” Wallahu’alam…


Tuesday, September 4, 2012

Turnamen Sepakbola Antar RT - GAMAMIRA CUP 2012


Ini dia pamflet Turnamen Sepakbola Antar RT Pedukuhan Kamijoro - GAMAMIRA CUP 2012.