Sekelompok fisikawan yang tergabung dalam CERN berhasil menemukan sesuatu yang mereka sebut “Higgs Boson” atau “Partikel Tuhan”. Partikel ini dianggap sangat penting merujuk pada pernyataan tentang “partikel hipotesis yang mengisi massa menjadi materi”, dan dianggap mampu menyempurnakan teori alam semesta yang dikemukakan oleh Einstein. Partikel tersebut juga dianggap sebagai partikel pembentuk bintang-bintang, planet dan berbagai kehidupan lainnya. Dengan adanya penemuan tersebut, mungkin bisa dikatakan bahwa penemuan ini menjadi salah satu penemuan terpenting tahun ini dalam bidang fisika, setelah sebelumnya juga terdapat penemuan-penemuan mengenai teknologi teleportasi meskipun masih dalam jumlah terbatas.
Terlepas dari usaha para ilmuwan untuk meng-ilmiah-kan beberapa hal, permasalahan tentang Tuhan memang menarik bagi kalangan tertentu. Karen Armstrong, menulis sebuah buku berjudul, “History of God”, dalam pandangan tiga agama samawi (Yahudi, Kristen, dan Islam). Tetapi entah mengapa masyarakat Nusantara tidak pernah menganggap bahwa Tuhan itu rumit (tetapi juga bukan perkara mudah). Dan yang berkembang adalah pernyataan, “Pikiran manusia tidak akan bisa menjangkau Tuhan”, walaupun terdapat nama-nama Tuhan yang populer berjumlah 99, atau Asmaul Husna.
Meskipun begitu, pada praktiknya banyak masyarakat Nusantara yang berusaha untuk menjangkau Tuhan, berdasarkan beberapa hadist yang menyatakan, “siapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya”, atau perkataan Ali bin Abi Thalib, “Aku tidak menyembah Tuhan yang tak bisa kulihat.” Apakah Sayyidina Ali bisa melihat Tuhan? Sementara kita semua tahu hanya Nabi Musa AS yang diberi keistimewaan bisa bercakap-cakap langsung dengan Tuhan.
Tetapi itulah sebenarnya karakteristik masyarakat Nusantara, berpola pikir sederhana dengan dilandasi pada keimanan. Sehingga ketika mereka menjumpai atau mendengar peristiwa yang sulit diterima oleh ilmu pengetahuan modern, mereka tidak kaget. Masyarakat Nusantara mengenal “ngelmu” sebagai hal yang lebih luas daripada “ilmu”. “ngelmu” inilah yang memuat hal-hal yang dianggap tidak masuk akal oleh ilmu pengetahuan modern, seperti teleportasi, telepati, atau yang lainnya. Bahkan kisah pohon kelapa yang menunduk karena diperintah oleh seseorang yang menjentikkan jarinya pun mereka mafhum.
Mengenai hal itu, dalam ilmu fisika juga dikenal sesuatu yang disebut “dark energy”, sesuatu yang belum diketahui secara pasti namun bisa dirasakan, seperti gaya gravitasi. Menurut fisikawan, dark energy ini berada di antara proton dan elektron, dan di antara plante-planet. Kaitannya dengan masyarakat Nusantara, bahwa kisah piring berisi roti yang melayang menuju ruang tamu karena dipanggil seorang kiai, kemungkinan menggunakan dark energy ini. Hanya saja, dark energy ini tidak bisa digunakan oleh sembarang orang, karena mungkin terdapat kata kunci untuk mengaktifkan dark energy ini.
Memang ada ungkapan bahwa untuk mempelajari alam semesta, pelajarilah terlebih dahulu biologi, kimia, fisika, dan matematika. Tetapi bagi leluhur Nusantara mempunyai metode sendiri dalam usahanya untuk mengerti dan memahaminya, sehingga kemudian muncul ungkapan “Hamemayu hayuning bawono.”
0 comments:
Post a Comment