Menjadi rahasia umum kalau berwisata ke Yogyakarta harus mampir ke Malioboro, Alun-Alun, Kraton, Parangtritis, atau Tugu. Memang, tempat-tempat itu sedikit banyak bisa mempresentasikan seperti apa sesungguhnya Kota Yogyakarta yang baru saja mendapat pengakuan ‘istimewa’ dari pemerintah Indonesia. Meskipun begitu, ada beberapa tempat yang sebenarnya sangat sayang untuk dilewatkan ketika datang ke Yogyakarta, terutama bagi wisatawan yang suka dengan tempat-tempat yang tidak terlalu ramai, macet, dan polusi udara. Di bawah ini ada beberapa rekomendasi tempat tujuan wisata alternatif di Yogyakarta.
Deretan Pegunungan Menoreh
Merupakan deretan pegunungan yang menjadi pembatas antara propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Propinsi Jawa Tengah. Pegunungan ini terletak di sebelah barat dari pusat kota Yogyakarta, dapat ditempuh dengan berbagai jenis kendaraan karena akses jalan sudah memadai. Puncak pegunungan ini disebut Puncak Suralaya, yang tertinggi dan konon jika Pulau Jawa ditarik tengah-tengahnya, di sinilah titik tengah Pulau Jawa. Dari puncak Suralaya ini kita bisa melihat Candi Borobudur di Magelang secara jelas, dengan catatan cuaca mendukung. Dua gunung kembar Merbabu-Merapi juga bisa dinikmati secara cuma-cuma dari tempat ini. Bergeser ke barat daya ke tempat yang disebut Pertapaan Kaendran, wisatawan bisa menikmati Pantai Selatan secara cuma-cuma. Sendang Widodaren, serta Gua Kiskendha juga dapat dikunjungi ketika berada di Menoreh. Jadi kesimpulannya, berwisata di tempat ini bisa menikmati berbagai obyek wisata lain secara gratis, mulai dari Candi Borobudur, Gunung Merapi - Merbabu, dan Pantai Selatan. Berikut beberapa gambar Pegunungan Menoreh:
Situs Kraton Mangir
Alternatif lain berwisata ke Yogyakarta cobalah kunjungi Kraton Mangir. Kraton Mangir terletak di Pedukuhan Mangir Kidul, Desa Sendangsari, Kec Pajangan, Kab Bantul. Situs ini sangat jauh dari keramaian, karena berada di tempat yang cukup jauh dari hiruk pikuk aktivitas manusia. Untuk sampai ke tempat ini tidak sulit karena kendaraan umum atau pribadi bisa langsung menuju lokasi. Kraton Mangir sendiri menurut Babad Tanah Jawi merupakan sebuah Kraton Perdikan yang diperintah oleh Ki Ageng Mangir Wanabaya IV, keturunan dari Prabu Brawijaya V penguasa terakhir Majapahit. Kemudian cerita mengenai Ki Ageng Mangir sangat terkenal karena “perseteruannya” dengan Panembahan Senopati pendiri Mataram, yang juga menjadi ayah mertuanya.
Tetapi mari kita lihat keunikan desa ini, pertama, makanan khas Yogyakarta, Gudeg Manggar (bunga kelapa) berasal dari desa ini. Pertama kali diciptakan oleh Gusti Pembayun istri Ki Ageng Mangir. Kemudian yang kedua, nama Kabupaten Bantul berasal dari kisah percintaan Ki Ageng Mangir dan Pembayun, ketika Ki Ageng Mangir melamar Gusti Pembayun, ia membawa banyak sekali emban yang membawa banyak oleh-oleh yang dipikul sehingga mentul-mentul, maka dari kata “emban” dan “mentul” jadilah “Bantul” (dari buku Ki Ageng Mangir terbitan Pemkab Bantul). Kemudian yang ketiga, desa ini merupakan desa perdikan (merdeka) sejak zaman Majapahit.
Tidak lengkap kalau belum mencicipi kuliner di Mangir. Kuliner Mangir menwarkan wader goreng yang disajikan dengan nasi hangat plus sambal trasi. Semakin berkesan, karena pengunjung sekaligus bisa menikmati sunset di atas pertemuan dua sungai besar, Sungai Progo dan Sungai Bedog. Pengunjung juga bisa merasakan minuman khas yang terbuat dari sadapan air kelapa yang disebut “Legen” yang menyegarkan apalagi kalau dingin. Berikut beberapa gambar Mangir:
Bendungan Ngantru
Hanya berjarak sekitar satu kilometer ke arah utara, pengunjung bisa menikmati sebuah bangunan kuno peninggalan Belanda, sebuah bendungan besar di Sungai Progo. Bendungan ini terletak di Pedukuhan Kamijoro, Desa Sendangsari, Kec Pajangan, Bantul. Bendungan ini mampu memenuhi kebutuhan air di sebagian besar wilayah Kabupaten Bantul untuk mendukung pertanian. Air dari bendungan ini dialirkan melalui pipa-pipa beton raksasa yang menyembul di beberapa ruas jalan utama menuju lokasi. Hampir setiap sore di tempat ini banyak digunakan oleh warga sekitar untuk melepas penat dengan menunggu sunset yang sangat jelas, tak kalah dengan tempat-tempat terkenal lain di Indonesia. Di tempat ini pula pengunjung bisa melihat aktivitas warga yang sedang menambang pasir dengan cara tradisional. Bagi anda yang suka memancing tempat ini juga merupakan titik yang sangat ideal untuk memancing. Akses menuju tempat ini sangat mudah karena berada di pinggir jalan utama dan bisa dilewati berbagai macam kendaraan. Hanya mungkin fasilitas seperti tempat makan dan parkir belum ada. Berikut beberapa gambar yang saya ambil, sayang saat itu sedang banjir:
Itulah beberapa wisata alternatif jika ingin menikmati kesunyian Yogyakarta. Pegunungan Menoreh menawarkan kesunyian khas pegunungan, sementara Kraton Mangir menawarkan kesunyian khas Kraton, sementara Bendungan Ngantru menawarkan kesunyian deburan aliran air yang menuju Pantai Selatan. Selamat Datang di Yogyakarta.
lebih enjoy lagi kalau sambil mancing .....dingantru sore hari.....!!
ReplyDelete@Mitra Sarana Travel
ReplyDeletehehe iya..tapi kayaknya lagi banjir
Salam kenal dan terimakasih atas blognya yang menarik , jangan lupa kunjungi balik ya blogku : Tepekur aku disisi makam Pembayun, kekasih dan istri setia Ki Ageng Mangir, Putri terkasih Panembahan Senopati ing Mataram, Pejuang tangguh yang berkawan dengan Pangeran Jayakarta di Matraman Jatinegara, bersama dengan Bagus Wonoboyo anaknya terlibat pertempuran Mataram - VOC di Jepara tahun 1618, hijrah ke bumi Pajajaran. Tepekur aku disisi makam leluhur yang begitu menyala api perjuangannya, disini di pinggir Tol Jakarta - Bogor - Ciawi di Keramat Kebayunan, kampung Kebayunan, Kelurahan Tapos Depok Jawa Barat terbaring sesosok jiwa pemberani, pantang menyerah, cerdik dan penuh cinta kasih,
ReplyDelete@Asosasi Petani Pelopor Penghijauan:
ReplyDeleteTrimakasih, sama-sama, oke nanti saya mampir ke blog anda..