Tak gadhang bisa urip mulya|Dadya satria/wanita utama|Ngluhurke asmane wong tuwa|Dadya pedekaring bangsa||
Sebuah penggalan tembang pengantar tidur yang sangat populer, bukan hanya karena mudah dipelajari, tetapi juga mengandung doa yang dahsyat jika dilantunkan dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan Yang Maha Esa. Itulah doa dari para ibu untuk putra-putrinya agar kelak menjadi manusia yang berguna bagi nusa bangsa, agama, dan juga orangtua.
Semoga kelak kamu hidup bahagia|Menjadi satria/wanita yang utama|Menjunjung tinggi kehormatan keluarga|Dan membela tanah air kelahiran||
Sayangnya, doa tersebut sekarang semakin jarang terdengar dari para ibu yang menghibur anak-anaknya. Para ibu lebih sering menyanyikan tembang-tembang populer yang tak bermakna untuk menghibur anaknya. Tak jarang bahkan lagu-lagu pengantar tidur berbahasa asing, yang tentu saja berbeda dalam hal “rasa” dengan tembang-tembang asli Nusantara.
Harapannya, semoga tembang pengantar tidur asli Nusantara yang juga doa ini kembali terdengar dinyanyikan oleh para ibu yang sedang menggendong putra-putrinya. Karena bagaimanapun juga, salah satu karakteristik masyarakat Nusantara adalah sering menggunakan waktu (masa lalu, saat ini, dan masa depan) untuk membimbing putra-putrinya. Semoga tembang ini kembali terdengar di waktu senja di bumi Nusantara.
Tak lela-lela-lela ledhung|Menenga aja pijer nangis|Anakku sing bagus/ayu rupane|Yen nangis ndak ilang bagus/ayune||
Tak gadhang bisa urip mulya|Dadya satria/wanita utama|Ngluhurke asmane wong tuwa|Dadya pedekaring bangsa||
Cep menenga anakku|Lha kae wulane ndadari|Kaya buta ngegilani|Kang lagi nggoleki cah nangis||
0 comments:
Post a Comment