Keris, merupakan senjata tradisional asli
Indonesia yang memang telah diakui oleh dunia sebagai warisan budaya. Meskipun
telah terjadi pergeseran fungsi antara keris di masa lalu dengan keris pada
masa sekarang, tidak bisa dipungkiri bahwa keris tidak lagi digunakan sebagai
sipat kandel. Saat ini keris lebih berfungsi sebagai pelengkap pakaian adat,
dalam sebuah acara-acara seperti pernikahan, misalnya.
Masalahnya, ketika keris hanya digunakan
sebagai pelengkap pakaian adat, keris tersebut dibuat hanya seadanya,
sekadarnya, tanpa memandang keindahan dan kecocokan antara keris dan pemakai.
Karena bagaimanapun juga wujud keris
harus seimbang dengan pemakai. Pelengkap seharusnya menjadikan apa yang
dilengkapinya menjadi lebih baik, bukan malah terlihat berantakan. Maka, dalam
pemilihan keris untuk pelengkap busana, ada baiknya mempertimbangkan beberapa
penggolongan keris berdasarkan wujudnya (tangguh keris).
Taman
Pakubuwanan
Yang pertama, keris yang termasuk dalam Taman
Pakubuwanan merupakan keris yang cocok dipakai oleh orang-orang yang
berperawakan tinggi dan gagah. Hal ini diumpamakan dengan wujud Kanjeng Sunan
Pakubuwana I yang berperawakan tinggi, besar dan gagah. Dalam dunia pewayangan
bisa disamakan dengan Werkudara (Bima).
Taman
Ngabean
Keris yang tergolong Taman Ngabean cocok
dipakai oleh orang yang berperawakan sedang, tidak tinggi dan tidak pendek.
Kira-kira seperti perawakan Kanjeng Sunan Pakubuwana VII atau Pangeran
Hangabehi I (putra Sultan Hamengkubuwana I). Dalam dunia pewayangan, perawakan
sedang bisa diambil contoh Prabu Salya.
Taman
Mangkurat
Orang yang berperawakan cenderung kecil cocok
memakai keris Taman Mangkurat. Disebut Taman Mangkurat karena merujuk pada
Sinuhun Amangkurat Jawi yang berperawakan kecil, mirip Prabu Kresna dalam dunia
pewayangan.
Sebenarnya masih ada tangguh keris yang lain,
namun ketiga tangguh tersebut sudah bisa mewakili untuk memenuhi daya estetika
dalam pemakaian keris untuk perlengkapan busana. Maka, dalam menggunakan keris
sebagai pelengkap, hendaknya diperhatika wujud keris itu apakah cocok dengan
perawakan si pemakai. Juga diperhatikan pula cara pemakaian, lokasi penempatan,
jangan sampai terbalik atau salah posisi karena keris penuh dengan simbol. Jika
salah penempatan akan berbeda pula makna keris itu sendiri. Mengenai makna
penempatan keris akan saya bagi di lain waktu.
wah bisa saja,,, terima kasih artikelnya :)
ReplyDelete