Di bawah ini, merupakan terjemahan Doa Kumail dalam bahasa Indonesia, yang akan dibagi dalam dua tulisan karena doa ini cukup panjang. Semoga dengan bahasa yang bisa dimengerti, inti dari doa ini dapat ditangkap dan diresapi oleh pembaca sekalian.
DOA KUMAIL
(1)
Ya Allah! Aku memohon dengan
Rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu.
(2)
...dengan kekuatan-Mu yang
dengannya Kau taklukkan segala sesuatu dan di hadapan kekuatan-Mu itu semua
tertunduk hina dan merendah.
(3)
...dengan kemuliaan-Mu yang
tiada tertandingi.
(4)
...dengan kedigdayaan-Mu yang
melampaui segala sesuatu
(5)
...dengan kemuliaan-Mu yang
memenuhi segala sesuatu
(6)
...dengan kekuasaan-Mu yang
lebih tinggi dari segala sesuatu
(7)
...dengan wajah-Mu yang kekal
abadi setelah kesirnaan segala sesuatu
(8)
Dengan asma-Mu yang memadati
sendi-sendi segala sesuatu
(9)
Dengan pengetahuan-Mu yang
mencakup segala sesuatu.
(10)
...dan dengan cahaya wajah-Mu
yang menyinari segala sesuatu.
(11)
Wahai Cahaya na Maha Kudus!
(12)
Wahai Awal dari semua awal!
Wahai Akhir dari semua akhir!
(13)
Ya Allah! Ampunillah
dosa-dosaku yang merusakkan penjagaan...
(14)
Ya Allah,
ampunillah dosa-dosaku yang
mendatangkan bencana
(15)
...dosa-dosaku yang mengganggu
(kelanggengan) nikmat
(16)
...dosa-dosaku yang
menghalangi doa
(17)
...dosa-dosaku yang
menurunkan bencana
(18)
Ya Allah! Ampunillah semua
dosa yang telah kulakukan, semua kesalahan yang telah kukerjakan.
(19)
Ya Allah, aku datang
menghampiri-Mu...
(20)
...dengan berdzikir kepada-Mu
(21)
...dan meminta perantara-Mu
semata untuk menuju-Mu
(22)
Aku memohon dengan
kemurahan-Mu, perkenankan aku mendekati-Mu, senggangkan waktuku mensyukuri-Mu
dan gugahkan pikiranku untuk mengingat-Mu, selalu.
(23)
Ya Allah! Aku memohon
kepada-Mu dengan sepenuh ketundukan, kerendahan, dan kekhusyukan.
(24)
Sudilah kiranya Kau (kembali)
memaafkan dan berbelas kasih padaku, membuatku rela dan puas pada
pembagian-Mu...
(25)
...dan membuatku selalu
bersikap rendah hati kepada-Mu dalam segala keadaan
(26)
Ya Allah! Aku memohon
kepada-Mu dengan permohonan orang yang sangat berat bebannya, yang sangat
menumpuk hajatnya dan yang berharap banyak pada segala apa yang ada di sisi-Mu.
(27)
...Ya Allah! Sungguh agung
kekuasaan-Mu
(28)
...tinggi kedudukan-Mu
(29)
...tersembunyi makar-Mu
(30)
Tampak nyata urusan-Mu, tak
terkalahkan keperkasaan-Mu, terlaksana kodrat-Mu, dan tak mungkin mengelak dari
kerajaan-Mu.
(31)
Ya Allah! Tiada pengampunan
dosa, tiada penutup keburukan, kecuali Engkau
(32)
Tiada pengganti keburukan
dengan kebaikan, kecuali Engkau, sekali-kali tiada Tuhan selain-Mu, Maha Suci
dan Maha Terpuji Engkau!
(33)
Telah kuaniaya diriku dan
ceroboh nian daku (dalam langgar perintah-Mu)
(34)
...Tapi aku tetap tenang
lantaran perhatian dan karunia-Mu padaku
(35)
Wahai Maulaku!
Betapa banyak keburukanku
yang Kau sembunyikan,
betapa banyak malapetaka yang
Kau hindarkan,
betapa banyak sandungan yang
Kau singkirkan,
betapa banyak bencana yang
Kau tepiskan,
dan betapa banyak pujian yang
tak layak kusandang Kau sebarkan.
(36)
Ya Allah!
Teramat besar bencanaku,
terlampau parah keburukan
kondisiku,
terlalu sedikit amal
perbuatanku,
terjerat daku oleh berbagai
belenggu,
tertahan peruntunganku oleh
angan-anganku yang panjang,
tertipu oleh godaan-godaan
dunia,
terkecoh daku oleh
pengkhianatan dunia,
dan (waktuku) yang suka
mengulur-ulur
(37)
Wahai Junjunganku!
Dengan kemuliaan-Mu, aku
memohon kepada-Mu agar kebejatan tindakan dan kerusakan perangaiku tidak
menghalangi doaku,
agar kesamaran rahasiaku yang
telah Engkau ketahui tidak Engkau ungkapkan,
dan agar tidak Kau segerakan
siksa atas semua kelakuanku dalam kesendirianku,
(berupa) jeleknya perbuatan
dan kejahatanku,
berkekalannya (sikap)
keterlaluan dan kedunguanku,
serta banyaknya syahwat dan
kelalaianku.
(38)
Ya Allah!
Dengan kemuliaan-Mu,
sayangilah aku dalam semua suasana,
dan kasihilah aku dalam semua
perkara.
(39)
Tuhanku dan Pemeliharaku!
Siapa lagi bagiku selain-Mu,
yang bisa kuminta untuk
menghilangkan kesengsaraanku,
dan memperhatikan urusanku
(40)
Tuhanku dan Pelindungku!
Engkau tetapkan hukum padaku,
tapi aku mengikuti nafsuku,
Aku gagal mencermati tipuan
musuhku (setan),
yang membujukku dengan
sesuatu yang kusenangi.
Dialah yang mendorong
berlakunya qadha-Mu atas diriku.
Dalam semua yang terjadi itu
telah kulampaui batas-batas yang telah Kau tetapkan,
dan perintah-perintah yang
Kau berikan.
Sungguh cukup sudah alasan
(hujjah) bagi-Mu (untuk menyiksaku),
dan tiada alasan bagiku untuk
menentang qadha, hukuman dan bencana-Mu padaku
(41)
Ilahi!
Aku mengharap-Mu setelah
semua keteledoran dan kedurhakaanku,
dengan sikap penuh uzur,
sesal dan hati yang hancur,
dengan rasa jera, meminta
ampun dan sikap bertobat,
dengan sikap sadar (akan
kesalahan), tunduk dan insaf (akan kecerobohan)
(42)
Sungguh!
Tiada tempat pelarian
untukku,
tiada tempat perlindungan
(dari akibat-akibat dosaku),
kecuali bila Kau terima
permohonan uzurku,
dan Kau masukkan aku ke dalam
keluasan Rahmat-Mu
(43)
Ya Allah!
Terimalah uzurku,
rahmatilah aku dari
dahsyatnya penderitaanku,
dan bebaskan aku dari
beratnya belengguku.
(44)
Wahai Pemeliharaku!
Kasihanilah kepapaan badanku,
kelembutan kulitku,
dan kerapuhan
tulang-belulangku,
(45)
Wahai Dzat yang telah memulai
dengan penciptaanku,
penyebutanku, penjagaanku,
perlakuan baik dan pemberian makan padaku,
berikanlah padaku segala yang
sejak sediakala telah Engkau mulai dengan kemurahan dan kebaikan untukku.
(46)
Tuhanku, Ilahku, dan Maulaku!
Akankah Kau siksa aku dengan
api-Mu padahal jiwaku mengesankan-Mu,
hatiku karam dalam
mengenal-Mu,
lidahku bergetar dalam
menyebut-Mu,
perasaanku hanyut dalam
mencintai-Mu,
pengakuanku tulus-ikhlas
kepada-Mu,
dan doaku penuh ketundukan
pada ketuhanan-Mu.
(47)
Sungguh mustahil!
Engkau, Tuhanku, terlalu
mulia untuk mencampakkan orang yang telah Kau ayomi,
atau menjauhkan orang yang
telah Kau dekatkan,
atau mengusir orang yang
telah Kau naungi,
atau menjerembabkan dalam
bencana orang-orang yang telah Kau cukupi dan rahmati.
(48)
Oh malangnya diriku, duhai
Majikanku, Tuhanku, Maulaku!
Akankah Kau kepung dengan api
wajah-wajah yang tersungkur sujud karena kebesaran-Mu,
lidah-lidah yang tulus
mengucapkan keesaan-Mu dan dengan penuh puja-puji mensyukuri-Mu, kalbu-kalbu
yang sungguh-sungguh mengakui keilahian-Mu,
sukma-sukma yang merengkuh
ilmu tentang-Mu sehingga menjadi berserah-pasrah,
dan anggota-anggota tubuh
yang terbiasa rebah mengabdi-Mu dan merangkak memohon-mohon ampunan-Mu?
(49)
Tidak! Tidak begitu
persangkaan kami kepada-Mu.
Tidak begitu pula yang telah
diberitakan kepada kami tentang keutamaan-Mu.
Wahai Maha Pemurah, Maha Pemelihara!
Engkau mengetahui kelemahanku
dalam menanggung sedikit bencana dan derita dunia.
Engkau juga sudah mengetahui
kepapaanku memikul prahara yang mendera penghuninya,
yang hanya singkat sekali
masanya,
sebentar saja berlakunya,
dan pendek usianya.
Lalu bagaimana mungkin daku
mampu menanggung petaka akhirat,
dan bermacam siksa dahsyat
yang terdapat di sana,
yang berlangsung
selama-lamanya dan berjalan kekal abadi?
Petaka yang tidak akan
diringankan bagi para penanggungnya,
yang terjadi karena
kemurkaan, pembalasan, dan amarah-Mu?
Sungguh bumi dan langit pun
takkan sanggup memikul semua itu.
(50)
Ilahi, Rabbi, Junjunganku,
dan Maulaku!
Untuk urusan apa kiranya aku
mengadu pada-Mu?
Mengapa pula aku mesti
merintih dan menangis?
Karena pedih dan dahsyatnya siksaan,
atau akrena lama dan
langgengnya penderitaan?
Apakah Kau hendak menyiksaku
beserta para musuh-Mu,
lalu Kau himpunkan aku
bersama para penerima petaka-Mu,
dan Engkau ceraikan aku dari
para kekasih dan wali-Mu?
Oh...Ilahku, Junjunganku,
Maulaku, Rabbi!
Sekiranya aku sanggup
bersabar menanggung siksa-Mu,
mana sanggup aku bersabar
menanggung perpisahan dengan-Mu?
Sekiranya aku dapat bersabar
menahan panasnya api-Mu,
mana sanggup aku bersabar
tidak melihat kemuliaan-Mu?
Mana pula sanggup aku tinggal
di neraka padahal harapanku hanya pengampunan-Mu?
(51)
Demi kemuliaan-Mu, duhai
Junjunganku dan Maulaku!
Aku bersumpah
setulus-tulusnya,
sekiranya (kelak) Kau
bolehkan lidahku berkata-kata di tengah-tengah para penghuni neraka,
aku akan tetap menangis
dengan tangisan orang yang penuh berpengharapan,
aku akan menjerit dengan
jeritan mereka yang memohon pertolongan,
dan aku akan merintih dengan
rintihan orang yang pupus harapan.
Sungguh, aku akan menyeru di
mana pun Kau berada...
wahai Wali kaum mukminin!
Wahai puncak dambaan kaum
arifin!
Wahai tumpuan kaum yang
meminta lindungan!
Wahai buah hati para pencari
kebenaran!
Wahai Tuhan Seru Sekalian
Alam!
(52)
Tersucikan Engkau, duhai
Tuhanku, dengan segala puji-puja!
Oh...bagaimanakah kiranya
tindakan-Mu saat mendengar suara hamba Muslim yang terkungkung (di dalam
neraka) akibat penentangannya,
yang merasakan siksa akibat
kedurhakaannya,
yang terjepit di antara
dinding-dindingnya akibat kedurjanaan dan kenistaannya?
Sementara dia merintih
pada-Mu dengan mendambakan rahmat-Mu,
menyeru-Mu dengan lidah orang
yang bertauhid kepada-Mu,
berperantara kepada-Mu
melalui Ketuhanan-Mu.
(53)
Wahai Pelindungku!
Mungkinkah ia kekal dalam
siksa
padahal ia berharap pada
kesabaran-Mu yang terdahulu?
Mungkinkah neraka membakarnya
padahal ia mendambakan
karunia dan kasih-Mu?
Mungkinkah bara neraka
menghanguskannya,
padahal Engkau mendengar
suaranya dan melihat tempatnya?
Mungkinkah jilatan api
mengurungnya,
padahal Engkau mengetahui
kelemahannya?
Mungkinkah ia menggelepar
(kesakitan) di antara rongga-rongganya,
padahal Engkau mengetahui
ketulusannya?
Mungkinkah malaikat Zabaniyah
(penyembur api) mengempas-empasnya,
padahal ia memanggil-manggil
Nama-Mu...Ya Rabbi!
Oh...bagaimana mungkin ia
mengharapkan anugerah pembebasan dari neraka,
lalu Kau biarkan ia di
dalamnya?
Sungguh, tidaklah demikian
sangkaanku pada-Mu,
juga tidaklah demikian yang
terkenal dari anugerah-Mu,
tidak pula serupa itu
perlakuan-Mu terhadap kalangan yang bertauhid (yang selalu Kau limpahi)
kebaikan dan karunia.
Karena itu, dengan yakin aku
berani berkata: kalaulah bukan karena putusan-Mu untuk menyiksa orang yang
mengingkari-Mu,
dan qadha-Mu untuk
mengekalkan orang-orang yang melawan-Mu,
niscaya akan Engkau jadikan
neraka sejuk dan damai,
dan tiada lagi seorang pun
bertempat tinggal dan menetap di sana.
(54)
Tapi Mahakudus Asma-Mu.
Engkau telah bersumpah utnuk
mengisi neraka dengan orang-orang kafir dari golongan jin dan manusia.
Dan Engkau telah pula
bersumpah untuk mengekalkan kaum durhaka di sana.
Dengan segala keagungan sifat
terpuji-Mu,
Engkau telah berfirman dan
Engkau juga telah memberi kenikmatan yang berlimpah ruah: “Apakah orang mukmin
sama dengan orang fasik? Sungguh mereka tidaklah sama!”
0 comments:
Post a Comment