Saturday, July 7, 2012

Edisi Aksara Jawa: Makna Huruf “Ra”

Sesuai dengan urutannya, huruf selanjutnya setelah “Na” dan “Ca” adalah “Ra”. Jika sebelumnya aksara “Na” dan “Ca” bermakna nur atau cahaya, maka “Ra” bermakna “Ruh”, atau “Rah”. Seperti yang telah diketahui, ruh adalah faktor kenapa manusia bisa hidup. Ruh masuk ke dalam jasad manusia ditiupkan oleh Tuhan pada saat manusia masih dalam kandungan. Sementara “Ra” bisa juga bermakna “Rah”, yang berarti darah. Jika aksara sebelumnya, “Na” dan “Ca” mempunyai satu makna yang sama, maka aksara “Ra” mempunyai dua arti yang berbeda. Kenapa aksara “Ra” bisa berarti darah, karena manusia terlahir dari segumpal darah (Al-Alaq). Darah mempunyai peran penting, bahkan kata “sirah” atau kepala merupakan jarwo dhosok yang berasal dari kata, “isine rah”, atau jika dialihbahasakan ke bahasa Indonesia berarti “isinya darah”. Terlepas dari dua makna yang berbeda, pada dasarnya dua makna tersebut mempunyai satu kesamaan, yaitu berasal dari Tuhan.
Sama seperti aksara-aksara sebelumnya, aksara “Ra” juga mempunyai makna yang lebih kompleks daripada sekedar “Ruh” atau “Rah”. Aksara “Ra” bisa bermakna “Rasaingsun handulusih”, yang berarti “rasa cinta sejati muncul dari  cinta kasih nurani”. Cinta merupakan sebuah perasaan yang cukup unik. Cinta bisa berasal dari seorang pria kepada wanita, atau sebaliknya. Cinta juga bisa berasal dari orangtua untuk anaknya, atau sebaliknya. Akan tetapi cinta di sini adalah cinta sejati, sejatining rasa, yaitu cinta hamba kepada Tuhan.
Seperti makna di atas, “rasa cinta sejati muncul dari  cinta kasih nurani”, maka cinta kepada Tuhan dapat diwujudkan terlebih dahulu dengan mencintai sesama manusia, dan mencintai sesama makhluk hidup ciptaan-Nya. Cinta seperti ini tidak bisa dipaksakan. Nurani, dimana letak hati nurani? Mungkin seseorang akan menunjuk perut kiri agak ke atas untuk menunjukkan letak hati di dalam tubuhnya. Tapi itu adalah hati dalam arti sebenarnya, yaitu organ tubuh yang berfungsi menyaring racun yang masuk ke dalam tubuh manusia. Akan tetapi, ketika seseorang diminta menunjukkan letak hati nurani, sulit untuk dideteksi. Bisa dirasakan, tetapi sulit dijelaskan. Ada yang mengatakan bahwa ketika seseorang mengalami kebimbangan, kemudian ia mendengar suara-suara yang mengajak untuk berbuat hal yang baik-baik, maka itulah kata hati nurani. Nurani tidak pernah berbohong dan tidak pernah mengajak untuk berbuat dosa.
Begitu pula dengan cinta kasih nurani, adalah rasa cinta yang timbul bukan hanya faktor-faktor fisik semata, tetapi ia telah mengetahui apa yang ada di balik rasa cinta, esensi mencintai. Inilah yang sulit, mencintai tanpa pamrih. Akan tetapi jika seseorang telah mampu menemukan rahasia di balik rasa cinta, maka ia telah menemukan rasa cinta sejati.

6 comments:

  1. ternyata sangat luas jabarannya...,apakah punya sumber yg bisa di ajak dialog ..??,takutnya akan slh persepsi jika di artikan sendiri...,tq

    ReplyDelete
  2. @jagad jaler:
    mengenai makna-makna aksara tsb, saya menyimpulkan dari makna yang sudah banyak ditemukan di internet..jadi mungkin tulisan itu masih - bisa dibilang ulasan sangat sederhana - belum mendalam, karena saya belum mampu ilmunya..semoga tidak menyesatkan..
    untuk sumber, coba panjenengan buka blog alangalangkumitir atau sabdalangit..saya banyak membaca referensi dari kedua blog itu..trimakasih atas tanggapannya..

    ReplyDelete
  3. Saya sangat tertarik dengan ulasan makna di balik huruf2 Jawa. Mengagumkan ternyata ya...Waktu kecil saya belajar wajib huruf2 ini.

    ReplyDelete
  4. Tapi mana nih, lanjutan dari huruf-huruf Jawa ini? Kok, cuma sampai Ra.... Tolong dong, dibahas kelanjutannya.

    ReplyDelete
  5. @mbak bening sariwati...mohon maaf atas keterlambatan mengupdate lanjutan. selamat membaca kelanjutan edisi aksara jawa: aksara 'ka'...sekali lagi maaf atas keterlambatannya..hehehe

    ReplyDelete
  6. Aku sik wong Jawa malah orang mudeng je, ha ha ha

    ReplyDelete

 

Copyright © nglengkong Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger