Monday, May 20, 2013

Doa Kumail (1)

Doa Kumail, doa legendaris yang diwariskan oleh Nabi Khidir AS kepada Ali bin Abi Thalib, yang kemudian diwariskan kepada muridnya yang bernama Kumail. Dari Kumail-lah doa tersebut sampai kepada generasi sekarang, menjadi salah satu doa wajib Pasukan Hizbullah. Bahkan kepada Kumail, Sayyidina Ali pernah berkata, "bacalah doa ini sekali setiap malam, atau setiap malam Jum'at, atau sekali sebulan, atau sekali setahun, atau sekali seumur hidupmu."

Di bawah ini, merupakan terjemahan Doa Kumail dalam bahasa Indonesia, yang akan dibagi dalam dua tulisan karena doa ini cukup panjang. Semoga dengan bahasa yang bisa dimengerti, inti dari doa ini dapat ditangkap dan diresapi oleh pembaca sekalian.

DOA KUMAIL

(1)
Ya Allah! Aku memohon dengan Rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu.

(2)
...dengan kekuatan-Mu yang dengannya Kau taklukkan segala sesuatu dan di hadapan kekuatan-Mu itu semua tertunduk hina dan merendah.

(3)
...dengan kemuliaan-Mu yang tiada tertandingi.

(4)
...dengan kedigdayaan-Mu yang melampaui segala sesuatu

(5)
...dengan kemuliaan-Mu yang memenuhi segala sesuatu

(6)
...dengan kekuasaan-Mu yang lebih tinggi dari segala sesuatu

(7)
...dengan wajah-Mu yang kekal abadi setelah kesirnaan segala sesuatu

(8)
Dengan asma-Mu yang memadati sendi-sendi segala sesuatu

(9)
Dengan pengetahuan-Mu yang mencakup segala sesuatu.

(10)
...dan dengan cahaya wajah-Mu yang menyinari segala sesuatu.

(11)
Wahai Cahaya na Maha Kudus!

(12)
Wahai Awal dari semua awal!
Wahai Akhir dari semua akhir!

(13)
Ya Allah! Ampunillah dosa-dosaku yang merusakkan penjagaan...

(14)
Ya Allah,
ampunillah dosa-dosaku yang mendatangkan bencana

(15)
...dosa-dosaku yang mengganggu (kelanggengan) nikmat

(16)
...dosa-dosaku yang menghalangi doa

(17)
...dosa-dosaku yang menurunkan bencana

(18)
Ya Allah! Ampunillah semua dosa yang telah kulakukan, semua kesalahan yang telah kukerjakan.

(19)
Ya Allah, aku datang menghampiri-Mu...

(20)
...dengan berdzikir kepada-Mu

(21)
...dan meminta perantara-Mu semata untuk menuju-Mu

(22)
Aku memohon dengan kemurahan-Mu, perkenankan aku mendekati-Mu, senggangkan waktuku mensyukuri-Mu dan gugahkan pikiranku untuk mengingat-Mu, selalu.

(23)
Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu dengan sepenuh ketundukan, kerendahan, dan kekhusyukan.

(24)
Sudilah kiranya Kau (kembali) memaafkan dan berbelas kasih padaku, membuatku rela dan puas pada pembagian-Mu...

(25)
...dan membuatku selalu bersikap rendah hati kepada-Mu dalam segala keadaan

(26)
Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu dengan permohonan orang yang sangat berat bebannya, yang sangat menumpuk hajatnya dan yang berharap banyak pada segala apa yang ada di sisi-Mu.

(27)
...Ya Allah! Sungguh agung kekuasaan-Mu

(28)
...tinggi kedudukan-Mu

(29)
...tersembunyi makar-Mu

(30)
Tampak nyata urusan-Mu, tak terkalahkan keperkasaan-Mu, terlaksana kodrat-Mu, dan tak mungkin mengelak dari kerajaan-Mu.

(31)
Ya Allah! Tiada pengampunan dosa, tiada penutup keburukan, kecuali Engkau

(32)
Tiada pengganti keburukan dengan kebaikan, kecuali Engkau, sekali-kali tiada Tuhan selain-Mu, Maha Suci dan Maha Terpuji Engkau!

(33)
Telah kuaniaya diriku dan ceroboh nian daku (dalam langgar perintah-Mu)

(34)
...Tapi aku tetap tenang lantaran perhatian dan karunia-Mu padaku

(35)
Wahai Maulaku!
Betapa banyak keburukanku yang Kau sembunyikan,
betapa banyak malapetaka yang Kau hindarkan,
betapa banyak sandungan yang Kau singkirkan,
betapa banyak bencana yang Kau tepiskan,
dan betapa banyak pujian yang tak layak kusandang Kau sebarkan.

(36)
Ya Allah!
Teramat besar bencanaku,
terlampau parah keburukan kondisiku,
terlalu sedikit amal perbuatanku,
terjerat daku oleh berbagai belenggu,
tertahan peruntunganku oleh angan-anganku yang panjang,
tertipu oleh godaan-godaan dunia,
terkecoh daku oleh pengkhianatan dunia,
dan (waktuku) yang suka mengulur-ulur

(37)
Wahai Junjunganku!
Dengan kemuliaan-Mu, aku memohon kepada-Mu agar kebejatan tindakan dan kerusakan perangaiku tidak menghalangi doaku,
agar kesamaran rahasiaku yang telah Engkau ketahui tidak Engkau ungkapkan,
dan agar tidak Kau segerakan siksa atas semua kelakuanku dalam kesendirianku,
(berupa) jeleknya perbuatan dan kejahatanku,
berkekalannya (sikap) keterlaluan dan kedunguanku,
serta banyaknya syahwat dan kelalaianku.

(38)
Ya Allah!
Dengan kemuliaan-Mu, sayangilah aku dalam semua suasana,
dan kasihilah aku dalam semua perkara.

(39)
Tuhanku dan Pemeliharaku!
Siapa lagi bagiku selain-Mu,
yang bisa kuminta untuk menghilangkan kesengsaraanku,
dan memperhatikan urusanku

(40)
Tuhanku dan Pelindungku!
Engkau tetapkan hukum padaku, tapi aku mengikuti nafsuku,
Aku gagal mencermati tipuan musuhku (setan),
yang membujukku dengan sesuatu yang kusenangi.
Dialah yang mendorong berlakunya qadha-Mu atas diriku.
Dalam semua yang terjadi itu telah kulampaui batas-batas yang telah Kau tetapkan,
dan perintah-perintah yang Kau berikan.
Sungguh cukup sudah alasan (hujjah) bagi-Mu (untuk menyiksaku),
dan tiada alasan bagiku untuk menentang qadha, hukuman dan bencana-Mu padaku

(41)
Ilahi!
Aku mengharap-Mu setelah semua keteledoran dan kedurhakaanku,
dengan sikap penuh uzur, sesal dan hati yang hancur,
dengan rasa jera, meminta ampun dan sikap bertobat,
dengan sikap sadar (akan kesalahan), tunduk dan insaf (akan kecerobohan)

(42)
Sungguh!
Tiada tempat pelarian untukku,
tiada tempat perlindungan (dari akibat-akibat dosaku),
kecuali bila Kau terima permohonan uzurku,
dan Kau masukkan aku ke dalam keluasan Rahmat-Mu

(43)
Ya Allah!
Terimalah uzurku,
rahmatilah aku dari dahsyatnya penderitaanku,
dan bebaskan aku dari beratnya belengguku.

(44)
Wahai Pemeliharaku!
Kasihanilah kepapaan badanku,
kelembutan kulitku,
dan kerapuhan tulang-belulangku,

(45)
Wahai Dzat yang telah memulai dengan penciptaanku,
penyebutanku, penjagaanku, perlakuan baik dan pemberian makan padaku,
berikanlah padaku segala yang sejak sediakala telah Engkau mulai dengan kemurahan dan kebaikan untukku.

(46)
Tuhanku, Ilahku, dan Maulaku!
Akankah Kau siksa aku dengan api-Mu padahal jiwaku mengesankan-Mu,
hatiku karam dalam mengenal-Mu,
lidahku bergetar dalam menyebut-Mu,
perasaanku hanyut dalam mencintai-Mu,
pengakuanku tulus-ikhlas kepada-Mu,
dan doaku penuh ketundukan pada ketuhanan-Mu.

(47)
Sungguh mustahil!
Engkau, Tuhanku, terlalu mulia untuk mencampakkan orang yang telah Kau ayomi,
atau menjauhkan orang yang telah Kau dekatkan,
atau mengusir orang yang telah Kau naungi,
atau menjerembabkan dalam bencana orang-orang yang telah Kau cukupi dan rahmati.
(48)
Oh malangnya diriku, duhai Majikanku, Tuhanku, Maulaku!
Akankah Kau kepung dengan api wajah-wajah yang tersungkur sujud karena kebesaran-Mu,
lidah-lidah yang tulus mengucapkan keesaan-Mu dan dengan penuh puja-puji mensyukuri-Mu, kalbu-kalbu yang sungguh-sungguh mengakui keilahian-Mu,
sukma-sukma yang merengkuh ilmu tentang-Mu sehingga menjadi berserah-pasrah,
dan anggota-anggota tubuh yang terbiasa rebah mengabdi-Mu dan merangkak memohon-mohon ampunan-Mu?

(49)
Tidak! Tidak begitu persangkaan kami kepada-Mu.
Tidak begitu pula yang telah diberitakan kepada kami tentang keutamaan-Mu.
Wahai Maha Pemurah, Maha Pemelihara!
Engkau mengetahui kelemahanku dalam menanggung sedikit bencana dan derita dunia.
Engkau juga sudah mengetahui kepapaanku memikul prahara yang mendera penghuninya,
yang hanya singkat sekali masanya,
sebentar saja berlakunya,
dan pendek usianya.
Lalu bagaimana mungkin daku mampu menanggung petaka akhirat,
dan bermacam siksa dahsyat yang terdapat di sana,
yang berlangsung selama-lamanya dan berjalan kekal abadi?
Petaka yang tidak akan diringankan bagi para penanggungnya,
yang terjadi karena kemurkaan, pembalasan, dan amarah-Mu?
Sungguh bumi dan langit pun takkan sanggup memikul semua itu.

(50)
Ilahi, Rabbi, Junjunganku, dan Maulaku!
Untuk urusan apa kiranya aku mengadu pada-Mu?
Mengapa pula aku mesti merintih dan menangis?
Karena pedih dan dahsyatnya siksaan,
atau akrena lama dan langgengnya penderitaan?
Apakah Kau hendak menyiksaku beserta para musuh-Mu,
lalu Kau himpunkan aku bersama para penerima petaka-Mu,
dan Engkau ceraikan aku dari para kekasih dan wali-Mu?
Oh...Ilahku, Junjunganku, Maulaku, Rabbi!
Sekiranya aku sanggup bersabar menanggung siksa-Mu,
mana sanggup aku bersabar menanggung perpisahan dengan-Mu?
Sekiranya aku dapat bersabar menahan panasnya api-Mu,
mana sanggup aku bersabar tidak melihat kemuliaan-Mu?
Mana pula sanggup aku tinggal di neraka padahal harapanku hanya pengampunan-Mu?

(51)
Demi kemuliaan-Mu, duhai Junjunganku dan Maulaku!
Aku bersumpah setulus-tulusnya,
sekiranya (kelak) Kau bolehkan lidahku berkata-kata di tengah-tengah para penghuni neraka,
aku akan tetap menangis dengan tangisan orang yang penuh berpengharapan,
aku akan menjerit dengan jeritan mereka yang memohon pertolongan,
dan aku akan merintih dengan rintihan orang yang pupus harapan.
Sungguh, aku akan menyeru di mana pun Kau berada...
wahai Wali kaum mukminin!
Wahai puncak dambaan kaum arifin!
Wahai tumpuan kaum yang meminta lindungan!
Wahai buah hati para pencari kebenaran!
Wahai Tuhan Seru Sekalian Alam!

(52)
Tersucikan Engkau, duhai Tuhanku, dengan segala puji-puja!
Oh...bagaimanakah kiranya tindakan-Mu saat mendengar suara hamba Muslim yang terkungkung (di dalam neraka) akibat penentangannya,
yang merasakan siksa akibat kedurhakaannya,
yang terjepit di antara dinding-dindingnya akibat kedurjanaan dan kenistaannya?
Sementara dia merintih pada-Mu dengan mendambakan rahmat-Mu,
menyeru-Mu dengan lidah orang yang bertauhid kepada-Mu,
berperantara kepada-Mu melalui Ketuhanan-Mu.

(53)
Wahai Pelindungku!
Mungkinkah ia kekal dalam siksa
padahal ia berharap pada kesabaran-Mu yang terdahulu?
Mungkinkah neraka membakarnya
padahal ia mendambakan karunia dan kasih-Mu?
Mungkinkah bara neraka menghanguskannya,
padahal Engkau mendengar suaranya dan melihat tempatnya?
Mungkinkah jilatan api mengurungnya,
padahal Engkau mengetahui kelemahannya?
Mungkinkah ia menggelepar (kesakitan) di antara rongga-rongganya,
padahal Engkau mengetahui ketulusannya?
Mungkinkah malaikat Zabaniyah (penyembur api) mengempas-empasnya,
padahal ia memanggil-manggil Nama-Mu...Ya Rabbi!
Oh...bagaimana mungkin ia mengharapkan anugerah pembebasan dari neraka,
lalu Kau biarkan ia di dalamnya?
Sungguh, tidaklah demikian sangkaanku pada-Mu,
juga tidaklah demikian yang terkenal dari anugerah-Mu,
tidak pula serupa itu perlakuan-Mu terhadap kalangan yang bertauhid (yang selalu Kau limpahi) kebaikan dan karunia.
Karena itu, dengan yakin aku berani berkata: kalaulah bukan karena putusan-Mu untuk menyiksa orang yang mengingkari-Mu,
dan qadha-Mu untuk mengekalkan orang-orang yang melawan-Mu,
niscaya akan Engkau jadikan neraka sejuk dan damai,
dan tiada lagi seorang pun bertempat tinggal dan menetap di sana.

(54)
Tapi Mahakudus Asma-Mu.
Engkau telah bersumpah utnuk mengisi neraka dengan orang-orang kafir dari golongan jin dan manusia.
Dan Engkau telah pula bersumpah untuk mengekalkan kaum durhaka di sana.
Dengan segala keagungan sifat terpuji-Mu,
Engkau telah berfirman dan Engkau juga telah memberi kenikmatan yang berlimpah ruah: “Apakah orang mukmin sama dengan orang fasik? Sungguh mereka tidaklah sama!”

0 comments:

Post a Comment

 

Copyright © nglengkong Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger