Friday, November 2, 2012

Memilih Keris Berdasarkan Bentuk Tubuh

Keris, merupakan senjata tradisional asli Indonesia yang memang telah diakui oleh dunia sebagai warisan budaya. Meskipun telah terjadi pergeseran fungsi antara keris di masa lalu dengan keris pada masa sekarang, tidak bisa dipungkiri bahwa keris tidak lagi digunakan sebagai sipat kandel. Saat ini keris lebih berfungsi sebagai pelengkap pakaian adat, dalam sebuah acara-acara seperti pernikahan, misalnya.
Masalahnya, ketika keris hanya digunakan sebagai pelengkap pakaian adat, keris tersebut dibuat hanya seadanya, sekadarnya, tanpa memandang keindahan dan kecocokan antara keris dan pemakai. Karena bagaimanapun juga  wujud keris harus seimbang dengan pemakai. Pelengkap seharusnya menjadikan apa yang dilengkapinya menjadi lebih baik, bukan malah terlihat berantakan. Maka, dalam pemilihan keris untuk pelengkap busana, ada baiknya mempertimbangkan beberapa penggolongan keris berdasarkan wujudnya (tangguh keris).

Taman Pakubuwanan
Yang pertama, keris yang termasuk dalam Taman Pakubuwanan merupakan keris yang cocok dipakai oleh orang-orang yang berperawakan tinggi dan gagah. Hal ini diumpamakan dengan wujud Kanjeng Sunan Pakubuwana I yang berperawakan tinggi, besar dan gagah. Dalam dunia pewayangan bisa disamakan dengan Werkudara (Bima).

Taman Ngabean
Keris yang tergolong Taman Ngabean cocok dipakai oleh orang yang berperawakan sedang, tidak tinggi dan tidak pendek. Kira-kira seperti perawakan Kanjeng Sunan Pakubuwana VII atau Pangeran Hangabehi I (putra Sultan Hamengkubuwana I). Dalam dunia pewayangan, perawakan sedang bisa diambil contoh Prabu Salya.

Taman Mangkurat
Orang yang berperawakan cenderung kecil cocok memakai keris Taman Mangkurat. Disebut Taman Mangkurat karena merujuk pada Sinuhun Amangkurat Jawi yang berperawakan kecil, mirip Prabu Kresna dalam dunia pewayangan.

Sebenarnya masih ada tangguh keris yang lain, namun ketiga tangguh tersebut sudah bisa mewakili untuk memenuhi daya estetika dalam pemakaian keris untuk perlengkapan busana. Maka, dalam menggunakan keris sebagai pelengkap, hendaknya diperhatika wujud keris itu apakah cocok dengan perawakan si pemakai. Juga diperhatikan pula cara pemakaian, lokasi penempatan, jangan sampai terbalik atau salah posisi karena keris penuh dengan simbol. Jika salah penempatan akan berbeda pula makna keris itu sendiri. Mengenai makna penempatan keris akan saya bagi di lain waktu.

1 comments:

 

Copyright © nglengkong Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger