Seperti
biasanya, setiap senja menjelang, tempat itu selalu menjadi tujuan utama bagi
beberapa pemuda pemudi yang ingin menyaksikan matahari tenggelam di balik
deretan pegunungan yang terlihat jelas, seolah-olah berdiri di atas sungai yang
mengalir dari lereng Merapi sampai ke Laut Selatan. Bahkan sinar matahari yang
kemerahan membuat air sungai menjadi keemasan, membuat siapapun betah
berlama-lama di tempat itu. Tempat itu oleh warga sekitar diberi nama Ngantru.
Terletak
di Pedukuhan Kamijoro, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul,
tempat ini merupakan sebuah bendungan yang dibangun pada masa kolonial.
Bendungan ini mengalirkan air dari Sungai Progo ke berbagai tempat di Kabupaten
Bantul melalui sebuah pipa raksasa yang dapat disaksikan di sepanjang jalan
utama Kecamatan Pajangan. Bendungan ini merupakan salah satu bangunan
peninggalan masa kolonial yang berada di wilayah Kecamatan Pajangan. Sementara
di Pedukuhan Kamijoro sendiri, setidaknya terdapat tiga buah bangunan
peninggalan Belanda, seperti Pleret dan Jembatan Kamijoro, yang telah diperluas
beberapa waktu lalu.
Ngantru
sendiri merupakan tempat yang cukup menarik dan potensial untuk digarap menjadi
sebuah tempat wisata alam. Meskipun tempatnya tidak begitu luas, akan tetapi
dengan segala keunikannya, tempat ini mempunyai keistimewaan tersendiri bagi
masyarkat sekitar. Seperti bangunan-bangunan tua lain, tempat ini pun tak bisa
dipisahkan dari mitos. Apalagi di atas bendungan ini terdapat sebuah pohon randu alas yang sudah cukup tua. Konon, bagi
orang yang mampu melihat dengan hatinya, pohon tersebut adalah sebuah rumah
yang sangat megah. Selain itu, penduduk sekitar yang mempunyai gawe (hajat)
harus memberi semacam sesaji di tempat itu, karena jika tidak akan terjadi
sesuatu. Wallahu’alam.
Terlepas
dari hal itu, Ngantru tidak bisa dipisahkan dari Sungai Progo, begitu pula
sebaliknya. Seorang kerabat Kraton Yogyakarta pernah berkata di Majalah Djoko
Lodang, bahwa membicarakan Sungai Prayoga (konon Sungai Progo dahulu bernama
Sungai Prayoga) tidak bisa dipisahkan dari Kamijoro dan Ngantru. Bendungan ini
juga menjadi pemasok air bagi sawah-sawah di kecamatan-kecamatan lain di
Kabupaten Bantul.
duene pas banjir..
ReplyDeletesaya pernah bersepeda ke tempat itu pada pagi hari..sangat menyenangkan :)
ReplyDeletegak mampir mbak..hehe..
ReplyDeleteAsal mula nama kamijoro itu dari mana ya gan ?
ReplyDeletejadi yo mas daphin..kamijoro itu kemungkinan besar gabungan dari tiga wilayah yg dulu namanya Buntar, Nglengkong, dan Kramat, plus Guwo. Nama Kamijoro sendiri saia kurang tahu karena tidak ada dokumen pendukung, sementara ketiga nama tersebut memang benar-benar ada dokumennya, jadi bisa dibilang cukup valid...
ReplyDeletePadahal letakknya tidak di dusun kamijoro. Tetapi di dusun plambongan triwidadi pajangan
ReplyDeleteiya mas monggo dikelola teman2 plambongan..:)
ReplyDelete