Wednesday, May 16, 2012

Stand Up Comedy Indonesia: Baru atau Mengulang?

Sejak beberapa waktu terakhir komedi tunggal yang sering disebut stand-up comedy mendapat tempat istimewa di hati para penikmat komedi Indonesia. Stand-up comedy dianggap sebagai acara komedi yang cerdas, dan menawarkan hal yang berbeda dari komedi-komedi yang selama ini laris di Indonesia: grup lawak dengan bintang tamu artis yang menjual cemoohan tentang penampilan fisik sebagai bahan candaan. Berbeda dengan itu, stand-up comedy mengangkat tema-tema sederhana sampai tema sulit yang kemudian dikemas dalam pertunjukkan tunggal satu orang. Kesulitannya tentu saja comic (sebutan bagi para pelaku stand-up comedy), harus mampu mengolah tema menjadi materi yang menghibur.
Konon, stand-up comedy ini bermula dari daratan Amerika (seperti berbagai hal lain yang mengikuti tren dari Amerika), yang kemudian menjadi sebuah tren di Indonesia, yang berawal dari kafe-kafe. Di Amerika, materi-materi yang digunakan untuk stand-up comedy sangat bebas, mulai dari hal yang ringan, sampai permasalahan suku, agama, dan ras. Berbeda dengan di Indonesia yang (masih) menghargai perbedaan hal-hal tersebut.

Jika diamati, sebenarnya stand-up comedy bisa dibilang telah ada sejak lama. Para penikmat komedi, khususnya Dagelan Mataram, pasti mengenal komedi yang bisa dibilang mirip dengan stand-up comedy. Pentolan Dagelan Mataram, almarhum Basiyo adalah salah satu maestro di dunia perkomedian Indonesia. Guyonannya sangat khas, sangat berbeda dengan komedi sekarang yang seperti dituliskan di atas, menggunakan kekurangan fisik sebagai jualan utama. Kelompok Dagelan Mataram dipimpin oleh Basiyo, Panggung, Ngabdul, dll. Ngabdul sampai saat ini masih meneruskan dagelan model Mataraman ini di acara Pangkur Jenggleng TVRI Yogyakarta.
Biasanya, sebelum memasuki jalan cerita, ada seseorang yang berbicara sendirian yang menceritakan sekilas tentang cerita yang akan ditampilkan. Hal ini mirip dengan stand-up comedy yang mempunyai metode yang sama dalam menyampaikan sebuah tema. Bedanya, dalam stand-up comedy, penonton sering diajak berinteraksi sementara dalam Dagelan Mataram tidak. Keunggulan Basiyo dalam setiap penampilannya adalah karena; menggunakan tata-krama berbahasa, tidak ada kata-kata kotor dan kekerasan, dan tertib menurut plot (Prabowo, 2007: 37). Selain itu, Dagelan Mataram juga menggunakan guyonan-guyonan khas daerah sebagai penguat jalan cerita.
Metode ini sempat diteruskan oleh Srimulat yang sempat sukses, tetapi akhirnya kalah dengan komedi-komedi modern seperti sekarang ini. Seorang pelawak muncul seorang diri di awal pertunjukkan, biasanya nggrundel (menggerutu), atau ngrasani (membicarakan orang lain, biasanya majikan, atau orangtua). Biasanya omongan pelawak seorang diri itu memancing tawa penonton, dan itu mirip dengan konsep stand-up comedy yang berdiri seorang diri kemudian berbicara tentang apa saja selama masih dalam tema.
Melihat hal itu, akan lebih membanggakan jika misalnya, disebutkan stand-up comedy Indonesia berawal dari Dagelan Mataram daripada menyebutkan stand-up comedy terinspirasi dari Amerika. Apapun itu, stand-up comedy memang menawarkan sesuatu yang berbeda dengan acara komedi-komedi yang telah terkenal sebelumnya di Indonesia. 

2 comments:

  1. Kalo soal kocak, lebih kocak kaya OVJ kaya gitu. Cuma kalo soal kreatif, lebih kreatif stand up comedy.

    ReplyDelete
  2. tapi beberapa hal menurut saya OVJ mempunyai kesalahan2 yang menurut saya cukup mengganggu, karena itu sering..
    yaitu ketika menampilkan lakon wayang..sering mereka memakai batik yang terbalik (yang di atas menjadi di bawah)..
    selain itu tuntunan yang ada dalam lakon2 wayang itu sendiri menjadi hilang, karena adanya target harus membuat penonton tertawa..
    yah, hanya pendapat pribadi, hehe
    no offense just share

    ReplyDelete

 

Copyright © nglengkong Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger